Selasa, 07 Desember 2010

Sebuah Surat Bertajuk Ingatan

: pemilik cerita yang itu-itu saja

seperti apa kita kiranya setelah lima atau sepuluh tahun yang akan datang
sudahkah membuang beberapa sketsa hujan atau jingga yang tersimpan?
atau aku belum juga melepas kebiasaan mencuri pandang jendelamu sesekali

seperti apa kita kiranya setelah lima sampai tiga tahun yang akan datang
sudahkah meletakkan beberapa cerita pada kotaknya
kemudian kita bisa menertawai kebodohan kita saling berselisih paham
kebodohanku mungkin, karena aku tahu
kau selalu akan lebih mudah menertawai kebodohanku

meski aku sering kali menitipkan pesan pada karibku
betapa bodohnya kau yang tak mau membalas pesan rinduku
tak tahu? tak mau tahu?
atau memang tahu, mau tahu, namun tak tahu bagaimana memberitahuku?

seperti apa kita kiranya setelah tiga sampai dua tahun yang akan datang
sudahkah membiasakan diri melewati setiap penanda arah atau jalan seperti biasa
membiarkan penanda kenangan itu hanya untuk membaca tujuan
bukan pemicu ingatan dulu saat kita bersama-sama melewati dari ujung ke ujung

seperti apa kita kiranya dua sampai satu tahun yang akan datang
sudahkah abai pada kebiasaan makan, lagu kesenangan atau celotehan nakal
yang selalu kita hembuskan perlahan-lahan pada kabel angin kita?

seperti apa kita kiranya kini sampai setahun mendatang
aku belum bisa lupa
entah kamu....

Tidak ada komentar: