
kita berdiam di punggung belahan bumi berbeda. namun aku selalu menunggumu. aura mu mengkelebat jalang, sembunyi antara rerimbun fajar luruh. aku menjerang pagi dan kau masih setubuhi malam
kita berdiam di punggung belahan bumi berbeda. namun aku selalu menunggumu. temu kita sujud pertama menetak harap sepertiga malam terakhir. sirap subuh belum terungkap. aku tahu kau lelah menungguiku. lelaplah sejenak. pendar cahayaku biar selimuti raga dan bilah kecup mengantar ke awang-awang
kita berdiam di punggung belahan bumi berbeda. namun aku selalu menunggumu. senja esok kita bertatap muka, menukar peluk saat membuka mata. kubangunkan kau kembali jingga...
: senja dan fajar jadi milikmu
sby, 131109
Tidak ada komentar:
Posting Komentar