Senin, 09 November 2009

Lelaki Hujan dan Laut


laut selalu menjarah pilumu dengan peluk rindu. dan kau tak pernah menengok ke belakang. ah... bukankah laut adalah arah belakang? jadi bila kau menengok ke belakang laut, seharusnya kau telah menghadap ke depan?

lihatlah!
bila kau menanti laut menelanmu hidup-hidup, aku akan berdiri di belakangmu. menarikmu sejauh aku mampu, mencegahmu larut.

wahai lelaki bertopeng hujan, timpakan saja hujanmu padaku. laut terlalu sering membuang sia, sementara aku di sini menanti hujanmu. bukankah menjadi tak sia-sia?

Tidak ada komentar: