Kamis, 28 Mei 2009

Pot-Pot Gua Ungu


: Gita Pratama


tak pernah ada yang menyalahkan kita bukan?
ketika kita belajar bercanda bersama jingga
yang memainkan pendulum rindu kemarin
ketika saling mengurai lembar rindu putih-abu
kita melepas kelakar lugu pada lutut hingga kaki


tak pernah ada yang menyalahkan kita bukan?
bila ada pot-pot yang kita beri nama satu-satu
kemudian kita serak berceceran di gua ungu
: mantan kenangan kita


dan mengalirlah otak kita sejalan dengannya
semacam lelehan magma yang kita pendam di dada
yang tanpa otak pun kita selalu bermain rasa
yang tanpa rasa pun kita bermain dengan curiga


mungkin pot-pot tua yang terlanjur kita serak
jungkir balik, gulung-koming, remuk
dan entah mungkin terlanjur tersihir oleh
manekin-manekin anjing di ranjangmu
kita kemudian berubah menjadi anjing-anjing lain
: entah itu manekin, entah itu bukan
siapa yang tahu?


biasanya kita akan meleleh
bila kau mulai menyedot dalam obat paru-paru
dan aku mengemut racun jinggaku
sruuuttt.....
lega


kita bukan sepasang anjing yang bercinta
entah aku sendiri tak tahu kapan kita bersenggama
atau kita terlanjur muak dengan senggama?
mengkocar-kacirkan sembab layaknya film india, katamu


seperti yang telah lalu
tak ada lagi sembab (mungkin)
setidaknya untuk satu dua jam kedepan
saat kita mulai mengucap salam
"Pagi, tuan-tuan anjing!"
"Dan silakan bercinta dengan kami"


kemudian berderailah tawa kita
"Cuma segini?"


Tidak ada komentar: