Rabu, 13 Mei 2009

Percakapan Ilalang tentang Jingga Senja



: Jingga


sebuah senja di taman daun telah menjanjikan sebuah kisah
percakapan ilalang dengan angin dan senja yang mengakar
sulur senja telah mencapai tebing menara pelangi
mengintip dari sela beton satu dan beton yang lain


percakapan ilalang berbicara pada angin
atas rindunya pada senja fajar yang mengakar
ia berbicara atas nama rindu yang selalu berbisik mesra
tatkala anak-anak daun mulai terlelap
dininabobokkan senandung layar dan angin dari dekat


percakapan ilalang selalu membawa-bawa rindu senja
kemana suka kemana mau, bahkan ketika hujan mulai
rimis mengguyur pinggiran kota dan senja enggan turun


percakapan ilalang selalu mengucap kalimat senja
dari bibirnya dari tepi tanah pekuburan yang akan didiaminya
bahkan ketika senja enggan turun akibat bercinta
dengan awan yang terlanjur dekat dengannya
lebih elok tentu dengan lembut seperti biasa


percakapan ilalang selalu cemburu dengan waktu
yang dengan seketika menghapus senja dengan kelam
yang erat memeluk langit, atau terik yang terlanjur
mengungkal ladang dahaga hati yang kerontang


percakapan ilalang kadang berbicara bahasa burung
yang serta merta menari pulang tatkala bersua senja
sementara ilalang hanya terdiam di tempatnya
mengikuti simponi berdansa sekenanya tak bisa
bebas melanglang buana layaknya tingkah burung
mengalungi senja dengan leluasa


percakapan ilalang selalu berbicara tentang senja
: yang rindu jingga


taman daun, 110509


Tidak ada komentar: