Jumat, 22 Mei 2009

Bulir Kedelaimu, Jingga




semoga kau baik-baik saja, Jingga. kau tau? hanya kau yang selalu kucemaskan

: jingga

menggenanglah bulir-bulir seukuran kedelai dari pendar kelopak mata. dan gurat jingga lampu membias sekenanya di rona pipimu. aku yakin kau masih menyisakan agenda luka yang kau titipkan pada kicau burung. kemudian padanya kau perintahkan ia menebar biji-biji kedelaimu pada ilalang fajar. entah rupanya burung bukan pembawa kabar yang tegar seringkali ia khianat pada kupu yang ingin mengecup biji kedelaimu untuknya sendiri.


di sarang kupu, kedelai itu akan ditanam pada ladang gelas kaca-kaca, disuruhnya kuda donggala yang terkuat membajak setiap jengkal lahannya, diperintahkannya sang surya terbit berkala, dipintanya hujan luruh semestinya. entah kupu hanya bisa menunggu bulir kedelaimu yang luruh menjadi bakal biji yang sempurna. entah untuk luka, entah untuk apa.


sby, 230609



Tidak ada komentar: