jangan-jangan cinta itu seperti deja vu.
sial, kalau memang begitu.
kita seperti anjing-anjing di taman yang kutemu kemaren sore
bermain sembunyi tulang, mengaduk-ngaduk isi tanah
mengeruk-ngeruk sebidang lubang
lalu mengubur dalam-dalam
itu fosil bukan?
fosil rindu yang mengerak
setelah ketemu
sesap-sesap sesaat
lalu kubur dalam-dalam
setelahnya anjing-anjing gontai melangkah pulang
mengangan seribu ham
entah betina-betina peranakan
entah usap lembut majikan
keesokan
saat tuan mengajak jalan
anjing-anjing akan menghidu-hidu kembali tanah taman
mencari-cari lubang luka yang sama
isinya hanya sebongkah tulang
fosil rindu yang mengerak
maka (kembali) anjing akan
bermain sembunyi-temukan tulang,
mengaduk-ngaduk isi tanah
mengeruk-ngeruk sebidang lubang
setelah ketemu
sesap-sesap sesaat
lalu mengubur dalam-dalam
keesokan
saat tuan mengajak jalan
diulangnya
dan lagi
dan lagi
dan lagi
lihat...
seperti deja vu bukan?
atau rindu seperti tulang?
Sby, 250209
Selasa, 24 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar