Kamis, 18 Maret 2010

Catatan : Kita dan Sepasang Burung


semoga Tuhan menciptakan kita seperti sepasang burung. kemana pun kita melanglang buana, memamerkan sayap-sayap kokoh kita, menerjang angin, menggapai matahari, kau dan aku akan kembali pada tempat yang sama. kau membuat sarang untukku menelurkan bibit-bibit kasih kita, bergantian saling menjaga, mengajarkan anak-anak kita melebarkan sayapnya, menerbangkan mimpi-mimpi mereka, seperti mimpi-mimpi kita yang telah kita lalui saat ini.

mungkin seperti demikian harapan kita. namun bagaimana bila ada anak-anak kita yang tidak menginginkan untuk terbang? bagaimana bila ia menginginkan untuk memilih bersahabat dengan ikan? bagaimana bila ia menginginkan untuk belajar berenang? akankah kau memberi kesempatan pada mereka, mencoba apapun yang mereka mau? mendapatkan pelajaran dari jalan pilihannya sendiri.

dan dalam hal ini aku akan berkata, biarkan ia dan Tuhan yang memilihkan jalan takdirnya. seperti Tuhan yang telah memilihkan takdir untuk kita, sehingga bersama.

sby, 18032010
white castle

Senin, 15 Maret 2010

Catatan : Apakah aku bisa membencimu?


apakah aku bisa membencimu?

setelah aku begitu sulit menanamkan cinta, setelah kau mengatakan cerita bohong tentang negeri masa nan masai mu. padahal itu perjalanan yang mempertemukan kau dan aku. kau mencabut bunga-bunga mekar di Aprilku, tidak menyisakan hujan di Aprilku, yang segera akan tiba.

apakah aku bisa membencimu?

setelah aku begitu sulit mencari formula obat rindu, setelah kau mengatakan "kau boleh rebah di dadaku, sepanjang kau mau". namun bukan seperti itu, rindu tak bisa saling menyembuhkan, rindu hanya saling meredakan. dan seperti malam-malam kemarin kita mencumbu dan sekejap itu pula kita berselisih-seteru dalam diam. kita ini apa? kita ini siapa? sedang apa? dan yang paling penting, hubungan macam apa ini?

apakah aku bisa membencimu?

setelah aku begitu sulit melawan egoku, setelah kau membaurkan warna langit mu di pekarangan rumahku. sebenarnya aku membenci terik, namun bila itu fajarmu aku begitu rindu. kau tentu tahu mengapa bukan? karena fajar menyegarkan, karena fajar membangkitkan gairah ku kembali. kemudian kau masih berputar-putar pada alur waktu itu, datang dan pergi sekehendak mau.

apakah aku bisa membencimu?

setelah aku menuliskan begitu banyak catatan penanda, setelah kau meruapkan aromamu ke penjuru ruang dan waktu ku. sebenarnya aku membenci ruar teramat manis wangi, namun ruarmu menguap meresap ke aliran ragaku. ruarmu menenangkan.

apakah aku bisa membencimu?

dari tokoh dan alur yang kau ciptakan dari imajimu, sementara kau mengelindan berkelebat terlalu sering pada ruang otakku. penuh! mungkin demikian seiring dengan lirih desau angin yang selalu membawamu datang kemudian pergi sekehendak hati, begitu pula saat kau menjauh...

Kamis, 11 Maret 2010

Sebuah Catatan Insomnia

bagaimana cara aku mengatakan aku rindu sajakmu? sementara tak kutemu satupun penanda kehadiran darimu?

mungkin penanda itu terlanjur terbang bersama angin, sembari membawa ruar aroma tubuhmu. atau yang mengapungkan bayanganmu bersama biduk, bayanganmu yang menguntit layarnya menjauhkanmu dari pulauku.

atau kau telah menjelma gerimis, menyesap hilang pasrah atas terik. tolong jangan tunggu hingga april, aku tak ingin kehilanganmu hingga kemarau menghapus jejakmu...



sby.11032010. 00.08

Jumat, 05 Maret 2010

Hitungan Langit Mendung



: lelaki-ku (dulu)

aku mula menghitung
langit digulung mendung

masa yang sama
tanah yang sama

tak ada kau di situ
lelaki senja berpayung jingga

aku mula menghitung
langit digulung mendung

rintik yang sama
alir yang sama

tak ada kau di situ
lelaki hujan meruap pelukan

aku mula menghitung
langit digulung mendung

jantung merah muda
geletakan sepanjang jalan

tak ada kau di situ
lelaki kenangan menebar kelupaan