Selasa, 24 Februari 2009

Rindu seperti Tulang

jangan-jangan cinta itu seperti deja vu.
sial, kalau memang begitu.

kita seperti anjing-anjing di taman yang kutemu kemaren sore
bermain sembunyi tulang, mengaduk-ngaduk isi tanah
mengeruk-ngeruk sebidang lubang
lalu mengubur dalam-dalam

itu fosil bukan?
fosil rindu yang mengerak

setelah ketemu
sesap-sesap sesaat
lalu kubur dalam-dalam

setelahnya anjing-anjing gontai melangkah pulang
mengangan seribu ham
entah betina-betina peranakan
entah usap lembut majikan

keesokan
saat tuan mengajak jalan
anjing-anjing akan menghidu-hidu kembali tanah taman
mencari-cari lubang luka yang sama
isinya hanya sebongkah tulang
fosil rindu yang mengerak

maka (kembali) anjing akan
bermain sembunyi-temukan tulang,
mengaduk-ngaduk isi tanah
mengeruk-ngeruk sebidang lubang
setelah ketemu
sesap-sesap sesaat
lalu mengubur dalam-dalam

keesokan
saat tuan mengajak jalan
diulangnya
dan lagi
dan lagi
dan lagi

lihat...
seperti deja vu bukan?
atau rindu seperti tulang?


Sby, 250209

Senin, 23 Februari 2009

Seperti Musim Hujan

aku akan bercerita deras hujan kemarin malam
curah di beranda rumah kita
pada suatu jingga hari-hari kemarin
menetak batu-batu kali pembagi jalan
mengetuk tabir rimbun hijau dedaun
mengejar sinar mentari

jangan-jangan kau di sana
membagi rindu menahun
seperti musim hujan
rindumu datang

Jumat, 20 Februari 2009

Selembar Surat Daun










ku kirim selembar surat daun

ku gambar kelopak hati
ku selipkan buah berita ingatan

kau lupa?
kau tanggalkan memori
selekuk pohon merah muda
sekuncup bunga belum mekar sembunyi
mungkin semerbak wangi
tertinggal di sela kemuningnya

kuncup mulai menguning
termakan kenangan
: cinta

Taman Daun, Sby, 200209

Minggu, 15 Februari 2009

Sebuah Catatan Saja

seperti membuka catatanmu
: sebuah perjalanan

1/
permainkan kalam satu-satu
awali dengan pergi
kemudian cerita itu kau tulis
: kisah kembali

aneh
ini luar biasa
namun entah bukan itu

biasanya,
petualangan awali
sebuah kisah kedatangan
akhiri dengan pergi

terserah maumu
kau bebas lakukan apa saja
biar aku duduk di pojokan
menunggu akhirmu

2/
kisah kita petualangan
pikiran kita angan
: pertemukan

Jumat, 13 Februari 2009

Copying Beethoven - Review Film


Category: Movies

Genre: Other

Cast :

* Diane Kruger – Anna Holtz
* Ed Harris – Ludwig van Beethoven
* Matthew Goode – Martin Bauer
* Phyllida Law – Mother Canisius
* Joe Anderson – Karl van Beethoven
* Ralph Riach – Wenzel Schlemmer

Credits:

Agnieszka Holland - Director, 
Stephen J. Rivele - Scriptwriter, 
Christopher Wilkinson - Scriptwriter [1]
=======================================================
Cerita ini mengambil sudut pandang pemeran utama penyalin skrip partitur maestro orkestra "Ludwig Van Beethoven" Anna Holtz, seorang perempuan lajang 23 tahun yang tinggal dalam asuhan gereja, dan mempunyai guru Wenzel Schlemmer seorang penulis partitur sang maestro sebelumnya.

Wenzel saat itu sudah tak mampu lagi melayani Beethoven, karena faktor usia dan keakuratan nya yang menurun. Anna Holtz menganggap pekerjaannya ini sebagai sebuah pengabdian. Dari awal hingga akhir runutan kisah ini mengedepankan faktor motivasi nya dalam bekerja adalah sebuah bentuk pelayanan terhadap Yesus dan Gereja, meski ia bukan seorang suster. Karena detail dan kecintaannya terhadap musik, disamping kepercayaan Wenzel yang begitu besar terhadap Anna, maka diutuslah Anna untuk menggantikan Wenzel.

Pada awalnya, Beethoven tidak percaya akan kemampuan asistennya karena ia perempuan yang masih muda (adanya prasangka gender, pada saat itu tentu ranah publik untuk perempuan tidak seperti sekarang yang sudah lumayan terbuka). Namun, karena Anna menunjukkan kualitas profesionalnya, maka lambat laun Beethoven mempercayai Anna. 

Perasaan patah hati, kesepian, keterasingan dalam artian mental dan psikis Beethoven, pasca goncangan bertubi-tubi, diantaranya pembangkangan anak asuhnya Karl van Beethoven yang merupakan keponakannya akibat pemaksaan sang paman (L.van Beethoven) pada dirinya yang menyuruhnya menjadi pianis padahal cita-citanya ingin menjadi anggota AD. Kemudian disusul dengan telinganya yang tuli, mewarnai detail penceritaan. Itu pulalah yang menimbulkan suatu protes Beethoven terhadap Tuhan. Setelah Anna datang, ia kemudian menganggap Anna sebagai seorang penerjemah bahasa Tuhan yang dibisikkan Tuhan kepada Beethoven.

Sebuah kutipan Beethoven : Tuhan terlalu keras berbisik padaku, sehingga aku tuli.

menjadi sebuah kecintaannya pada Tuhan, disamping ia juga merasa kecewa dengan sebuah keputusan Tuhan. Dalam masa-masa sulit tersebut bagi Beethoven Anna Holtz, membangkitkan harapannya kembali. Seperti seorang pengganti Karl sang anak didiknya. Relasi kekaguman murid-guru, dan kasih guru-murid kemudian berubah implementasi menjadi sebuah jalinan cinta companionship, saling mendukung satu sama lain.

Namun akhirnya setelah 10 tahun "kering" karya, bersama Anna Holtz, ia mempersembahkan sebuah karya fenomenal Symphony No.9 in D Minor, karya itu menjadi fenomenal karena di tengah masa2 tulinya. Pada saat itu ia mempimpin sendiri simphoni nya, Anna Holtz ia minta sebagai pengukur tempo, karena ketulian Beethoven membuatnya tak mendengar nada/suara apapun. Dan...
inilah suatu keajaiban film ini yang lain, dari versi asli 75 menit komposisi yang asli, sang editor mampu memotong dan menghadirkan bagian heroik sekaligus dramatis dari Symphony no.9 menjadi 10 menit. And... it's not bad.

Hubungan guru-murid terus berlangsung hingga suatu saat Anna menunjukkan simphony miliknya, dan dipuji oleh Beethoven. Namun karena Beethoven bukan seorang apresiator yang ulung (gegegege...) maka apresiasi dirinya malah dianggap celaan bagi Anna. Ngambeklah si Anna. 

Dan sang maestro yang terkenal arogan dan tidak kenal belas kasihan itu pun mengiba-ngiba mendatangi gereja tempat Anna tinggal untuk kembali bekerjasama dengan dirinya menyusun komposisi Anna yang diklaim sebagai komposisi yang sederhana namun fenomenal.

Anna menemani hari2 akhir sang maestro hingga akhir hayatnya.

Beberapa catatan dibalik kesuksesan "Copying Beethoven"
>> berdasar catatan tersebut tampak jelas bahwa sepertinya Anna Holtz adalah merupakan tokoh real. Hohoho... padahal tidak. Sutradara dan penulis naskah film ini, telah berhasil memadukan fakta dan fiksi serta menjadikan batas di antara keduanya begitu tipis. Beethoven merupakan tokoh yang nyata, sementara Anna Holtz hanyalah tokoh fiktif. Faktanya, sejarah mencatat bahwa Beethoven memiliki beberapa orang penyalin yang semuanya adalah pria. Besar kemungkinan tokoh Anna diciptakan untuk menjadi penyelamat Beethoven dari keheningan dunianya sekaligus inspirator mahakaryanya serta menegaskan spekulasi mengenai wanita-wanita dalam hidup Beethoven di mana salah satu dari mereka merupakan apa yang dianggap oleh sang komposer sebagai Immortal Beloved, yang sesungguhnya masih menjadi misteri hingga saat ini. [2]

>> Keapikan "Copying Beethoven" disebut-sebut sebagai film yang dipengaruhi oleh kesuksesan film Amadeus (1984), dengan mengambil tema kisah yang serupa, yaitu kisah perjalanan hidup seorang komposer - Wolfgang Amadeus Mozart.[3] Amadeus memenangkan 8 kategori piala Oscar, 32 penghargaan lain dan juga 13 nominasi. [4]
=================================

But most of all, kalau kalian orang yang menganggap musik dan film adalah milik kalian, atau cinta adalah milik kalian, atau ambisi adalah milik kalian, atau... cita-cita, keterasingan, kesepian, kekecewaan, pengkhianatan, kepuasan hingga kemegahan...

Kalian tidak akan pernah salah memilih "Copying Beethoven" sebagai top list tontonan sepanjang masa.

taken from :
[1] http://www.locatetv.com/movie/copying-beethoven/992098
[2] http://gainaur.blog.friendster.com/2007/05/copying-beethoven-2006/ 
[3] http://clubtroppo.com.au/2007/04/24/copying-beethoven/
[4] http://www.imdb.com/title/tt0086879/


Kamis, 12 Februari 2009

Pagi : Tunggu aku di sana




























: penunggu malam-fajar

sepanjang temu kita
kotak pisi dua-belas inchi
deret tebar huruf-angka
mesin tua bicara kode sandi
itu saksi

adakah tinggalkan nada
dalam denyutnya?
seperti lewatkan malam-malam kemarin
: resah

aku perhatikan saja
raut muka terbayang
dari lensa bujursangkar
: mimpi

jangan datang terlalu pagi
mencuri waktu kelam
kuasa masa sunyi
penanda pagi setia
sampaikan berita rindu

Bila kau antar pesan layaknya dulu,
aku selalu disana


sby, setelah pagi 130209

Selasa, 10 Februari 2009

Di Balik Bantalmu













di jembatan fajar
jeruji ragu menahanmu
kau terpasung sunyi
irama pilu
kau titipkan di kolong bantalmu
kuingin mengintipnya
adakah rindu jadi bagian?


bila ada?
apakah aku yang kau simpan?
: di balik bantalmu


Sby, 060109



Senja


: Aku

jeruji mengelindan senja rapat-rapat
mencabik rengkuh senyum lesung pipit
beratus papirus menumpuk senja


adakah senja rekah keesokan?

sby, 030209

Kepada Gerhana



: gerhana


pada garis umbra bias cakrawala
kulupa menagih janji padamu
jangan kau datang pada bayang mata
saat dia datang membuka jendela

kunang kekasihku rusak
kau pun tahu
aku memintamu untuk datang sesekali saja
(tidak) saat dia datang membuka jendela

pada garis umbra bias cakrawala
datang sekejap kala
pulang tak menemu masa
garismu rindu
pada gadis senja malu-malu

Seperti Batu
















Kepada Rindu


Denyut ruang kosong menetak waktu
Basah ilalang hujan semalam
jendela kerdip searah

jendela mata
mata hati
hati luka

sedang main tebak kata?
mengapa bisu?
jam kukuk di depanku
detik-detik telur beku

kau aku
batu

sby,1 feb'09

Terhenti di Jimbaran
















: YW


layaknya pijak jejak menancap
pada pepasir
Jimbaran yang basah
apakah kenangan sekejap hilang

kita mengukir-ukir nama
pada prasasti waktu silam
menghirup aroma sate kurakura
terpanggang wangi aroma remaja

sejalan tepi Jimbaran
kutemui rumah kerang
elok nian bersiat-siut
seperti jelajah hatimu,
arungi lautan kedalamanku

kemudian langkah kita terhenti
antara batas cakrawala jingga
membaluri langit biru milikmu

surya merona malu
menguji kita untuk kembali
: ke pantaimu


Sby,020109

*Jimbaran : nama pantai di Kab. Badung, Bali

Ladang




















baru saja kusiangi basah
hujan pelataran rumah
tetes yang rimbun
semburat atas kaca

kau berjanji membuat telaga
mencangkul tanah kenangan
mengeruk isi lahan
mengisi dengan embun

kau hendak semayamkan
sebuah makam kecil
: luka

telaga itu sudah jadi
sudah kau isi
bahkan kau semen tepi kanan-kiri

tapi
tak segera kau ceburkan ia
ke kedalaman

sementara aku masih saja
mengukur lebar-panjang ladang
depa yang ku bisa
cukupkah?

sekian lama kunanti
kau tak juga mengerti

baik
kalau itu maumu
kau masih memagut pinggir telagamu
enggan melempar beban

akan kutuliskan
sebuah papan pengumuman
di atas ladang


"UNTUK DILELANG"

Embun












adakah murni embun paling embun?
ialah tetes air mata
: luka

sby, 010209

Sajak untuk Lintang





















: Lintang


Hari ini aku menyapu
debu-debu bintang berserakan di halaman
kuhitung debu bintang


Kukumpulkan satu-satu
Kugiring perlahan
ke kereta kencana


Sayang,
debu bintang luluh di air pelimbahan
pesona hilang
tinggal kilau temaram


salah
itu kilau bauksit
terkandung atas tanah


bintang,
adakah yang menampung
kilau tempa sinarmu
bila kau luruh?


: pelimbahan


Rindu Seperti Hujan













Apakah kau lupa
meninggalkan jejak mendung
di sudut pelupuk pendar kunangku


mungkin kau lupa
getar gemuruh gejolak dada
kau kecup perih lukaku
seketika


seperti tarian hujan
merimis hening menembus jantung bumi
seperti itupun rindu
yang ingin kulesakkan di jantung dadamu


* sebuah sajak kamar


sby, 180109



Hujan Kemarin Malam













hujan tak memulai kisah
seperti kisah yang lain
ia akan bermain kata satu-satu
jalin dengan tanda satu-satu


hujan terlalu asyik main hati
curah tetes di bukit telaga
genang jiwa-jiwa hampa lahan kosong
airi ceruk-ceruk kubangan


hujan tak salah baca hari
saat sepi landa tiap jendela
ia ketuk pelan-pelan
lalu selinap dari geripis kaca-kacanya


hujan tak ragu jaga mimpi
atas rimis harap tipis
tiap kecup bunga mimpi


adakah yang tertinggal
dari hujan kemarin malam
mungkin pijak-pijakmu
: sayang



sby, 240109


Sang Kupu

Di sela kepak fajar
cicit nuri hinggap di dahan
luruh daun mahoni meranggas gersang jatuh
kutulis sajak sayap patah seekor kupu merapuh masa
seekor kupu menanti hari kematian
enam minggu masa pencarian
seperti aku

;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;

sang kupu
mengayun kepak patah sayap bebas
antara lepas puas, atau lepas cemas
sayap patah teronggok sekenanya dahan pohon mahoni
langit menjingga seperti biasa di ujung senja
sayap patah meninggalkannya
telanjang badan