Selasa, 18 Mei 2010

Catatan yang Kucuri dari Senyum Sabitmu


: sekelumit kenangan tentang jingga fajarmu

sepagi ini masih kulihat senyummu di langit kelam. ah... itu hanya senyum sabit yang kebetulan nampang di awang-awang. cuma kebetulan. hanya kebetulan. itu kebetulan saja bukan?

tidak ada yang berubah selain berebet angin yang seperti tak punya tuan. menghembuskan nafasnya perlahan sekehendak hati, sesuka mau. cuma kebetulan. hanya kebetulan.itu kebetulan saja bukan?

mungkin kau masih ingat beberapa sajak yang tak selesai yang kau gantung malu-malu. atau mungkin itu sajak yang sengaja kau gantung sembunyi-sembunyi? kau takut cericit burung mengeriapkan celoteh kabar pada segala penjuru. cuma kebetulan. hanya kebetulan. itu kebetulan saja bukan?

mungkin juga bangku kereta roda empat yang membawa kita masih mengingat hangat celoteh mu? atau tawaku yang memerah semu? mungkin kau masih mengingat pada ramah kusir kita. mengintip dari sela cermin kereta? cuma kebetulan. hanya kebetulan. itu kebetulan saja bukan?

atau... kalau tak juga kau ingat. sebaiknya kita sudahi malam kita. tak usah memasang penanda. tak usah sampaikan pesan apa-apa. tak usah meninggalkan jeda. dan kita biarkan bulan memasung kita pada kelak yang paling sunyi.

sby, 1905010

Tidak ada komentar: