Selasa, 31 Maret 2009

Transaksi Tak Berjudul

seperti sebuah tapak bibir mu jelajah dalam laut kenangan ku.
seperti itu pula lah kenangan kemana akan ku larung.
kita sama-sama memuja detak-detik lalu mencibir,
kita sama-sama mengarung dada


aku bahkan mengingat bentuk kancing bajumu
juga uar parfum khas bau laut dan ikan yang kau jerang
mencampurkan karamel jingga senja, melumerkan anggur ranum malam


sementara keningmu yang pekat gurat penat
entah memendam peta luka yang terlanjur biru
toh aku juga tak peduli
selama ada aku, kita akan merunut peta yang lain
: rindu


di rentang dekap yang kau bisa, ada aku melekat di dadamu
kau dan aku terkikik meloloskan kancing kemejamu dari liangnya
dari kolong sepatu aku bisa merasa
dingin ibu jari kakimu yang telanjang
entah apa yang ada di otakmu saat segitiga mrusut ke bawah kakimu
atau kalau boleh aku menduga, otak kita sedang bisu
otak kita pun telah tergantung semena-mena di kapstok lemari
hahaha, siapa juga yang mau buang-buang waktu bermain-main dengan otak
sementara dari balik selimut jakun mu sudah bergerak naik-turun


entah aku bahkan lupa bagaimana kau menulis nota
berapa malam kau mau membagi selimut denganku
atau bukan malam penghitung waktu kita,
mungkin jam, menit, atau bahkan hanya detik
dan kita pasti saling menukar mata uang
kau ingin membayar malam ini dengan,
sebuah penanda di sela puting merah muda
kukatakan,
"maaf saja aku hanya terima lembar merah muda,
dengan penanda nol sebanyak lima".


tentu saja,
bukankah ini hanya sebuah,
transaksi tak berjudul?


Sby,010409


Senin, 23 Maret 2009

Bagaimana Aku Menemukan Penanda itu?


apakah yang tersisa dari penandamu? titik, koma, atau tanya
entah...
yang ku tahu itu hanya kata tak ada penanda


bagaimana aku harus memaknai penanda itu?
entah...
mungkin aku harus mengintip dari lubang mulutmu
jangan-jangan koma terselip di sela gigi
atau titik terhenti di sela tenggorok
barangkali tanya tertinggal di kolong langit-langit


tak ada penanda kau tinggalkan dari katamu
entah...
mungkin aku salah memakna-bacai
mengira kata itu putus lalu lenyap
atau mungkin menggapai, rajuk kata yang lain?


bahkan aku sudah menjelajahi lidahmu dengan lidahku
entah...
tetap tak ada penanda kau tinggalkan dari sudut bibirmu
untuk kau tanggalkan padaku
yang kemudian ingin aku hisap, lumat, dan telan ke perutku
lalu digerus, disebarkan ke tubuhku
: sebuah penanda rindu


Sabtu, 21 Maret 2009

Reportase Tujuh-Tiga-Satu

: jiwa tujuh-tiga-satu


tujuh-tiga-satu ditandai atas tanah kosong Harbin, dalam tidur malam kami. kolera ghonorhea terlanjur melepuh di kulit kami.


bekas suntik mungkin tidak sesakti kokang senapan peluru tembus dada, tapi kami jadi tahu, kami akan berharga angka-angka atas gelambir nanah yang kami sandang di perut kami, di kelamin, di selampitan ketiak atau paha kami.


kadang tambang besi kami itu menjerit seram, tak hanya saat kelam, siang pun kau akan mendengar reportase yang mencekam dari cerobong pembakaran daging daging segar kami.


tujuh-tiga-satu ditandai atas tanah kosong Harbin, dalam tidur malam kami. mungkin setelah kau datangi kami, ada senyum-senyum beku pada tulang kaki kami, mengerak dan busuk.


tenang saja, mungkin kau bisa tidur tenang di balik selimut hangatmu. tapi kami akan nyaman di lipatan-lipatan salju selubung rindu atas burung-burung surga atau tanah kelahiran kami.


tujuh-tiga-satu ditandai atas tanah kosong Harbin, dalam tidur malam kami. penudung-penudung prajurit kami berwarna putih-putih, senjatanya sel-sel kencing kuda dibalut ilmu-ilmu kunci biologi dan sumpah raja.


kami akan menginap beberapa malam, setelah kami telanjang, digauli berkali-kali atas semua lubang tubuh kami. dan anehnya kami bisa tertawa, pada makanan kuda sisa makanan tunggangan mereka.


tujuh-tiga-satu ditandai atas tanah kosong Harbin, dalam tidur malam kami. jiwa kami semayam di dada anak-anak kami. bukan begitu?


Sby, 200309


terinspirasi setelah mabok dengan tontonan film dokumenter Unit 731.


Jumat, 13 Maret 2009

Dua Hulu itu...

: zaky hidayat, sebuah nama mesra melapuk

sebuah garis lurus ku dan mu
mendaki, berkelok, batu, terik
kadang ku terpeleset jurang
menggapai sisian akar pegangan

jurang itu sempat kusangsikan
air mata yang mengalir sembab
tulang pipimu yang mengabu
pada senja kemarin

jurang kunang-kunang matamu
membias duka pisah terlanjur berkarat
penautan dua hulu yang membuntu
luka yang luka

ku dan mu
hulu penaut yang membuntu

sby, 130309, panca penautan ku-mu

Kamis, 12 Maret 2009

Di Sebuah Hari Terakhirku

dalam sebuah wasiat terakhirku
aku menginginkan sebuah kematian terindah
selubung getah bening dirambang kelopak mawar lepas
ingat, aku hanya ingin warna merah muda

peziarah bertakziah di tepian bibir stepa pembaringan
mengecup kening dan menyelipkan sebuah asma Ilah
diturunkannya perlahan tubuh menyetubuhi tanah mula
ah... saat itu aku ingin menjelma jadi kupu-kupu

mungkin karena aku masih belum puas menggauli rindu
indung nutfah belum terpancar dari sarang
bahkan aku belum menjumpaimu
sekedar memesan kamar

siapkan sempoa
dan mari kita berhitung angka-angka senja
menjerang sayang di atas peti-peti kita
: tubuh yang beku di jurang kolong bumi

sby, 120309

Senin, 09 Maret 2009

Sepenggal Pengalaman Curut Betina dan Asu Jadi-Jadian yang Nonton si Mbek Lanangan


Category:Movies
Genre: Romantic Comedy

Melenceng dari tujuan semula yang pengen nonton si Mbek Lanangan di Royal, tapi akhirnya pergi ke Delta yang jaraknya dua kali jauhnya dari si Royal, karena efek psy war melihat antrean sepeda motor yang bujubuneng ngaudubilah puanjang... banget ampe harus mengalokasikan tiga lahan parkir, akibat hari itu hari libur alias hari Maulud'an.

Si Curut Betina dan Asu Jadi-Jadian pengen melewatkan malam berdua. Maklum udah lama gak keluar nonton bareng. Si Curut Betina harus merelakan sepeda motor tunggangannya kehilangan bensin hari itu (dan seperti itulah biasanya, kalau mereka pengen pacaran berdua. Untuk yang ini najiss... amit2 =)) )

Udah gitu si Curut Betina musti rela gayanya kebanting akibat penampilan rapi jali hem, selana jin dan sandal teplek femininnya musti dikontraindikasikan dengan dandanan super nggembel lengkap dengan celana selutut dan sandal jepit si Asu Jadi-Jadian. Ya... sudah lah... mungkin gara-gara itu mereka cocok.

Soal pelemnya sumpah.

Magak dan serba nanggung.

Hehhehehe!

Curut Betina sarankan buat para penonton adalah orang-orang yang lagi gak ada kerjaan kek mereka berdua, ato pengen nglakuin kerjaan laen dalam bioskop (*ups apaan tuh :p~)

Betewe, buat si Curut yang gak pernah baca bukunya si Mbek Lanangan, cukup tertarik juga buat mencari cinta-cintaannya yang segede Mbah Bronto gyahahahhahaha...

Dan malam itu ditutup dengan menu "Mie Remaja" sebagai berikut :
- Separo porsi Fuyung Hai Kepiting yang dikerikiti sama si Curut
- 3/4 porsi Kwetiauw Capcay dan Nasi Putih 1 porsi dilahap sama si Asu.
- 2 gelas teh hangat

dan semuanya dibayar di muka tanpa ngutang hehehhehehe...

sebenarnya mereka be-2 pengen beli si Roti Boy di Delta tapi berhubung udah jam 10 malam si toko udah bersiap2 badhe pulang.

*looo kok bahas makanannya thooo :))

ya wateper de nem mereka melewatkan malam berdua, menebus seharian kemaren tidak bersama ngejagain lapak buku Perpus nya ESOK.

Anti mah mereka dibilang pacaran najiss... amitt2


Sekian dan wassalam *halah2 =))

Minggu, 08 Maret 2009

Partition (2007)


Category:Movies
Genre: Romance

- Para pemeran

* Jimi Mistry ... Gian Singh
* Kristin Kreuk ... Naseem Khan
* Neve Campbell ... Margaret Stilwell
* John Light ... Walter Hankins
* Irfan Khan ... Avtar
* Madhur Jaffrey ... Shanti Singh
* Arya Babbar ... Akbar Khan
* Lushin Dubey ... Mumtaz
* Chenier Hundal ... Zakir Khan
* Jesse Moss ... Andrew Stilwell
* Jaden Rain ... Vijay Singh


Cinta dan pemisahan. Cerita yang cukup banyak saya kenal.

Banyak pujangga klasik yang menceritakan cerita cinta yang berakhir tragis. Sebut saja satu contoh William Shakespeare dalam romance-tragedy nya yang termasyhur Romeo and Juliet.

Partition, adalah film produksi negara Kanada yang mengisahkan kisah percintaan dan kisah perjuangan penyatuan dari Naseem (Kristin Kreuk), seorang gadis keturunan Muslim, dengan Gian Singh ((Jimi Mistry), seorang pemuda bekas tentara India keturunan Sikh. Setting waktu film ditempatkan pada saat India, tengah hangat-hangatnya dalam proses pemisahan daerah teritorial akibat perbedaan kesukuan dan agama.

Cerita diawali dengan kepulangan Gian dari medan perang dan malah mendapati negaranya telah dalam suatu sengketa perpecahan. Suatu saat Gian bertemu dengan Naseem dalam situasi Naseem terjebak kerusuhan etnis dalam suatu wilayah. Ayahnya terbunuh dalam konflik tersebut akibat ia merupakan seseorang yang beragama Muslim. Gian mempertaruhkan nyawanya saat melindungi Naseem. Bahkan ia menampung Naseem dan memberikan tempat tinggal yang layak pada Naseem, namun ia merahasiakan identitas Naseem yang sebenarnya adalah seorang Muslim, pada orang terdekatnya.

Seiring berjalannya waktu, Naseem dan Gian saling jatuh cinta, dan menikah sesuai adat yang dianut oleh Gian. Beberapa tahun kemudian lahirlah putra mereka (Vijay).

Pada suatu hari tersiar kabar dari seorang koresponden Inggris, bahwa keluarga Naseem datang dan mencapai Pakistan. Mendengar kabar tersebut Naseem pergi ke Pakistan, sesampainya di sana dan bertemu dengan keluarga mereka, Naseem dilarang kembali ke India akibat ia menikahi seorang pemuda Sikh. sehingga ia dipaksa untuk tetap tinggal di Pakistan.

Gian yang menunggu kabar dari Naseem yang tak kunjung datang bersama Vijay yang semakin lama tumbuh besar, mendorong rasa rindunya pada Naseem. Liku-liku ia tempuh mulai dari berusaha merubah keyakinan menjadi Muslim, menempuh perjalanan yang penuh bahaya sampai pada pertentangan dengan keluarga dan birokrasi negara yang tengah dilanda pertikaian etnis yang memanas.

Berhasilkah Gian dan Vijay bertemu dengan Naseem. Berhasilkan usaha Gian dan Naseem dalam menyatukan cinta mereka, di tengah situasi sarat konflik tersebut?

Ini bukan kisah cinta yang menguras air mata, namun lebih dari itu, ini adalah sebuah kisah cinta, pengorbanan dan perjuangan yang mampu mengorek seluruh perasaan dan hati anda.

Anda tidak hanya mendapatkan sebuah kisah cinta tanpa muatan apa-apa, karena balutan konflik keluarga, historis (pemisahan Pakistan dan India) dan kultural (Muslim-Sikh) sangat kental di dalamnya, maka tak salah lagi Partition menjadi tontonan sinema yang berbobot.

Minggu, 01 Maret 2009

Breakfast ala Sinyo-Noni

dari setangkup roti yang dipanggang api kecil lapis
spread mayo delicioso serpihan onion di atasnya
scramble egg susu full cream black pepper dan garam
satu slice ham goreng kering pinggir white butter cream

kita membuat sebuah toast bayang gelas orange juice

yummy...

kita sama-sama bertingkah macam sinyo dan noni
tentu trah peranakan
mengingat kulitku yang gosong tak seputih noni
gerai rambutmu hitam legam tak sepirang sinyo

kemudian kita sama-sama jelajahi gazebo
menjengkal meja makan dengan pisau dan garpu
memotong seukuran suapan

hari itu kita melukis langit kenangan
mencelup kuas dengan warna pekat merah muda
hingga matahari terbangun dari peraduan

satu tanya melintas searah matahari meninggi
"nikmat sekali menyantap kenangan di pagi ini"

Peti



















Gambar diunduh tanpa ijin dari :
sini

: penunggu malam-fajar


kau bicara di suatu pagi,

"aku telah memesan sebuah peti
cukup untuk kita berdua.
peti itu mengukir nama kita
memahat hati-hati setiap keluk pelangi yang kau impi
di sisi dalam sutra siap jadi selimut
kita akan berbaring bersisian
menggenggam jemari satu sama lain"

sesudah menenggak racun paling manis
: rindu

Sby, 110309