Sabtu, 21 Maret 2009

Reportase Tujuh-Tiga-Satu

: jiwa tujuh-tiga-satu


tujuh-tiga-satu ditandai atas tanah kosong Harbin, dalam tidur malam kami. kolera ghonorhea terlanjur melepuh di kulit kami.


bekas suntik mungkin tidak sesakti kokang senapan peluru tembus dada, tapi kami jadi tahu, kami akan berharga angka-angka atas gelambir nanah yang kami sandang di perut kami, di kelamin, di selampitan ketiak atau paha kami.


kadang tambang besi kami itu menjerit seram, tak hanya saat kelam, siang pun kau akan mendengar reportase yang mencekam dari cerobong pembakaran daging daging segar kami.


tujuh-tiga-satu ditandai atas tanah kosong Harbin, dalam tidur malam kami. mungkin setelah kau datangi kami, ada senyum-senyum beku pada tulang kaki kami, mengerak dan busuk.


tenang saja, mungkin kau bisa tidur tenang di balik selimut hangatmu. tapi kami akan nyaman di lipatan-lipatan salju selubung rindu atas burung-burung surga atau tanah kelahiran kami.


tujuh-tiga-satu ditandai atas tanah kosong Harbin, dalam tidur malam kami. penudung-penudung prajurit kami berwarna putih-putih, senjatanya sel-sel kencing kuda dibalut ilmu-ilmu kunci biologi dan sumpah raja.


kami akan menginap beberapa malam, setelah kami telanjang, digauli berkali-kali atas semua lubang tubuh kami. dan anehnya kami bisa tertawa, pada makanan kuda sisa makanan tunggangan mereka.


tujuh-tiga-satu ditandai atas tanah kosong Harbin, dalam tidur malam kami. jiwa kami semayam di dada anak-anak kami. bukan begitu?


Sby, 200309


terinspirasi setelah mabok dengan tontonan film dokumenter Unit 731.


Tidak ada komentar: