Rabu, 07 Juli 2010

Sebuah Pesan Hujan yang Tertinggal



siapakah yang akan meninggalkan kemanisan juli? yang bisa kukatakan, “bungkuskan aku sebuah paket tarian hujan terakhir dari bulir ruammu”. “aku bungkuskan sesuatu untukmu”, begitu katamu. “hujan rindukah itu?” tanyaku, namun kau tak juga dapat memastikan.


resap tanah lepas yang terus saja banjir bukanlah hujan rindu, dan kau pun tahu itu. entah itu banjir darah yang alir sungai, atau air kering dari paru-paru yang enggan lagi menghembus uap udara saat aku mendekap-kecupmu. “zahidkan saja semua itu”, begitu katamu dalam bahasa cuaca teramat lirih. “apakah itu yang kau mau?”, gumamku pada usang hujan yang tak mau pergi.

gurauan bisu kita kian membabi buta. ujar yang lebih diam dari sirna derit waktu. sahaja yang lebih syahdu dari sekedar singkap rindu. tahukah kau membusuknya kenangan itu? ia menjelma kerapuhan masa lalu. antarkan saja aku pada pembuangan akhir. nasibku (mungkin) digariskan di situ.



sby, 07072010

Tidak ada komentar: