
dari ruang penjara rindumu,
aku menatap hujan jatuh luruh.
basah kaca-kaca jendela buramku
selalu saja ada rindu
menggerogoti tulang-tulangku
seperti pengerat yang tak asing
menipiskan lembar demi lembar
keputusan yang kubuat.
aku pertanyakan,
mengapa kau selalu tak pernah asing
dalam ruang kenangku.
kau meninggalkan banyak tanda mata.
serupa luka di dada
jarang-jarang keranjang.
kepada kenangan : kau garami kembali luka itu dengan manis cuka, hujan asam frontal, mendung menggantung beku di sepanjang dermaga penantianku.
6 komentar:
dua sisi yang menikam, dalam, masa lalu dan masa yg akan datang bertautan dalam rindu...
makasihh
nice poetry.. salam kenal..
salam kenal jg... :)
Posting Komentar