Selasa, 02 Februari 2010

Sebuah Surat yang Terkirim di Bulan Januari



: lelaki-ku


sebuah februari yang sama akan datang bukan?

meninggalkan januari yang membuat kita mengelebat dalam peluk dan kecup yang kau kalungkan menjelang aku lelap. beberapa kenangan usang yang mengintip di sela-sela lubang angin dan selampitan jendela kamar mencoba menerobos masuk menunggangi dingin yang datang bersamaan dengan angin dan musim penghujan yang tak pernah kering di bulan itu.

sebuah februari yang sama akan datang bukan?

meninggalkan januari yang membuat kita menjadi satu, kemudian luluh bersama (lagi-lagi) bersama hujan yang tak henti mengucur dari rindu awan yang menggantung. itu rinduku, hanya rinduku mungkin. dan sama sekali kau tidak memperdulikannya. kau takut pada hujan yang mengguyur setiap penghujan. mungkin kau takut hujan itu akan melumerkan batu di hatimu menjadi keping-keping yang teramat kecil, tak bisa kau rakit menjadi suatu monumen tugu kesombongan yang baru.

sebuah februari yang sama akan datang bukan?

meninggalkan januari yang seperti tahun lalu aku masih memendam ragu rindu yang kupikir tak mungkin bisa kupagutkan pada batu hatimu yang rentan akan cuaca, tak tahan akan iklim yang senantiasa berubah sekehendak hati sepanjang waktu. dan bukankah seperti demikian cuaca? layaknya perasaanku yang bisa berubah mencari celah mencoba masuk menyatu dalam raga batu hatimu.

sebuah februari yang sama akan datang bukan?

penanda rindu yang satu persatu aku tanggalkan dari dinding kusam kamarku. sebuah bulan tatkala aku masih sendiri dan kau tak ada di sana, menjagaku.

27012010

Tidak ada komentar: