Senin, 04 Juli 2011

Malam di Semarang

: Gendhuk

ia nanar pada saga tertinggal
kereta terakhir beberapa jam lewat, berangkat
fajar yang terlambat
tempat duduk pun tak dapat

ia katakan padaku
"lelaki itu menyebutnya langit merah"
direngkuhnya angkasa
dipeluk dekap

lalu,
ia kembali tertidur
peron yang terlanjur sepi

: rindu dinanti kembali


2/

ia tunjukkan padaku
dinding bersketsa

"itu wajahku"

"bagaimana kau begitu sendu", tanyaku.

dibukanya halaman buku

lelaki meninggalkannya sisa debu salju
diserutnya keropek demi keropek

memori itu memuai

serpih-demi-serpih

3/

tak ada yang mampu mengingat
sebaik jelajah jari
dan ia merunut jengkal peluk
mendepa

tak juga ia lupa
sekuat ingatan jelajah jari
dan ia merunut rasa
peluit yang datang

: kereta ku sudah tiba
matahari baru silakan masuk
lalu duduk

jangan banyak bicara

Tidak ada komentar: