Sabtu, 17 September 2011

Saga Membilang Menua

: SaGa


Kepada kolam kutanyakan kabar seorang lelaki yang kerap kali memantulkan bayangan wajahnya di tepian. Suara tanya yang kembali tercekat angin dan dilemparbumbungkan lagi di kedalaman kerongkongan. Maka, suara-suara itu tenggelam hilang sebelum mencapai permukaan kolam.


Kepada pagi kutuliskan prasasti atas terbitnya kembali rasa untuk seorang lelaki yang kerap kali menggambar jejak lintas edar saga tatkala fajar tiba. Prasasti rasa yang terlanjur memucat dihempas tintrim kabut. Maka prasasti itu lampus terhapus sebelum menggores kanvas cakrawala.


Kepada waktu empat musim yang sia-sia kugambarkan rindu menemu jejak peta perjumpaan untuk seorang lelaki yang kerap kali lupa akan asal muasal, ia tak lagi berbapa dan ketiak ibunya terlanjur sedingin samudra. Entah berapa depa mengantara dan garis tuju yang pernah kita arung seakan terhapus setiap musim.


: sajak.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

kata-kata yang indah.. ooo iya kak kalau ingin tahu cara membuat web gratis yukk disini aja. terimakasih

Anonim mengatakan...

Semoga lancar gan.
Silakan main juga ke terkabar.com gan